Rabu, 09 April 2014

DEMOKRASI YANG KEBABLASAN

DEMOKRASI YANG KEBABLASAN

Seorang teman dari Thailand memberikan suatu definisi tambahan pada kata "demokrasi". Kata ini memang terdengar sangat mulia, tetapi mengandung kelemahan yang harus diwaspadai, yaitu "legitimized by few, approved by many".

Maknanya dapat disimak dari apa yang telah terjadi di negara kita.

Perubahan ke empat dari UUD 45 telah menghilangkan tugas MPR untuk menetapkan "Garis-garis haluan negara". Ini artinya presiden dan DPR dapat menentukan arah negara, sesuai dengan kebutuhan per lima tahun, atau bersifat jangka pendek. Kepentingan jangka pendek biasanya mengalahkan kepentingan jangka panjang.

Contoh lain, yang baru terjadi, adalah usaha untuk merubah KUHAP dan KUHP, yang tampak dengan jelas merupakan usaha untuk memperlemah peran KPK, yang sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia secara menyeluruh. Sejarah menunjukkan, bahwa penindakan korupsi sejak zaman Bung Hatta, sampai masa Orde Baru, tidak pernah berhasil secara signifikan. Bahkan, semakin parah sejak Otda diterapkan. Hanya, dewasa ini, KPK dapat menunjukkan hasil secara umum yang lumayan; dan para hakim pun telah memperberat hukuman bagi para koruptor, dan mulai memiskinkan mereka.

Jangan heran kalau Freeport, yang ternyata mengandung deposit emas terbesar di dunia, yang dulu dikatakan "tembaga", dengan kontrak yang terlalu panjang, dan telah diperpanjang pula, hanya memberikan bangsa Indonesia kepemilikan di perusahaan itu sebagai minoritas, dengan saham sekitar 15% - juga merupakan hasil usaha "mendemokrasikan" Indonesia secara liberal.

Tanyalah pada rakyat Singapura, atau paling tidak dengan para supir taksi di sana, bagaimana demokrasi diterapkan di negara itu. Koran Wallstreet Journal pernah dibredel, dan peredarannya sangat dibatasi. Bisnis, "yang menghasilkan dan untuk kepentingan rakyat banyak", dikuasai negara, walaupun ada di antara supir taksi itu yang mengeluh.

Seorang jendral AD dari Taiwan juga memberikan komentar yang sama. Demokrasi di sana juga ada batasnya. Tampaknya, juga di Korea.

OLEH KARENA ITU, RENUNGKAN KEMBALI APA YANG TELAH KITA LAKUKAN BUAT BANGSA INI, DALAM KAITAN DENGAN KONSEP "DEMOKRASI".



Sumber:
https://www.facebook.com/hendy.herijanto?ref=tn_tnmn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar