ALHAMDULILAH, MASIH ADA KEBAJIKAN NASIONAL DI MASYARAKAT KITA
Walaupun proses Pileg yang baru lalu bernuansa negatif, tetapi dengan
terpilih nya hanya dua bakal calon presiden dan wakil presiden, terlihat
dengan jelas dasar-dasar kenapa masyarakat Indonesia umumnya memilih
mereka. Tentunya, itu berdasarkan kelebihan faktor positif di atas
faktor negatif yang mereka miliki. Faktor-faktor positif itu adalah
kebajikan; dan masyarakatlah yang harus pula mengontrol faktor negatif
itu - agar tidak menjelma menjadi realita. Manusia tidak ada yang
sempurna. Kesempurnaan hanya miliki Allah Swt.
Sumber:
https://www.facebook.com/hendy.herijanto
Kamis, 29 Mei 2014
Minggu, 04 Mei 2014
ZERO SUM GAMES
ZERO SUM GAMES
Ini adalah salah satu konsep dalam perekonomian kapitalistik. Artinya ada yang menang-ada yang kalah, ada yang untung-ada yang rugi, atau yang "menggaruk"-ada yang "digaruk".
Pada Masa Orde Baru, untuk mempertahankan kekuasaan, "yang digaruk" adalah para konglomerat, dan mereka kemudian "menggaruk" perbankan. Hasil akhirnya adalah Obligasi Pemerintah yang sebagian besar belum terbayar sampai sekarang, yang dulu digunakan untuk penyelamat perbankan.
Pada Masa Reformasi sampai saat ini, "yang digaruk" (baca: dikorupsi) adalah Negara, yang "menggaruk" adalah para oknum pemerintahan atau yang tertarik pada kekuasaan publik. Gunanya adalah untuk memperoleh atau mempertahankan kekuasaan tadi, yang secara implisit untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Tampaknya, demikian pula dalam kasus Century, jika ditilik dari kesaksian Sri Mulyani di Pengadilan kemarin.
BOTTOM LINE: "yang tergaruk" adalah rakyat.
Sumber:
https://www.facebook.com/hendy.herijanto
Ini adalah salah satu konsep dalam perekonomian kapitalistik. Artinya ada yang menang-ada yang kalah, ada yang untung-ada yang rugi, atau yang "menggaruk"-ada yang "digaruk".
Pada Masa Orde Baru, untuk mempertahankan kekuasaan, "yang digaruk" adalah para konglomerat, dan mereka kemudian "menggaruk" perbankan. Hasil akhirnya adalah Obligasi Pemerintah yang sebagian besar belum terbayar sampai sekarang, yang dulu digunakan untuk penyelamat perbankan.
Pada Masa Reformasi sampai saat ini, "yang digaruk" (baca: dikorupsi) adalah Negara, yang "menggaruk" adalah para oknum pemerintahan atau yang tertarik pada kekuasaan publik. Gunanya adalah untuk memperoleh atau mempertahankan kekuasaan tadi, yang secara implisit untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Tampaknya, demikian pula dalam kasus Century, jika ditilik dari kesaksian Sri Mulyani di Pengadilan kemarin.
BOTTOM LINE: "yang tergaruk" adalah rakyat.
Sumber:
https://www.facebook.com/hendy.herijanto
Kamis, 01 Mei 2014
KE-ISLAM-AN Vs KENYATAAN
KE-ISLAM-AN Vs KENYATAAN
Seorang Ulama Besar Islam berkata:
"Ra'aitu al-Muslimin wa lam ara al Muslimmin", artinya "aku melihat orang Islam di sini, tetapi aku tidak melihat Islam diamalkan di sini".
Kenyataan:
Indonesia memiliki penduduk mayoritas Islam, tetapi tetap memiliki indeks korupsi tertinggi di dunia sampai sekarang.
Sumber:
https://www.facebook.com/hendy.herijanto
Seorang Ulama Besar Islam berkata:
"Ra'aitu al-Muslimin wa lam ara al Muslimmin", artinya "aku melihat orang Islam di sini, tetapi aku tidak melihat Islam diamalkan di sini".
Kenyataan:
Indonesia memiliki penduduk mayoritas Islam, tetapi tetap memiliki indeks korupsi tertinggi di dunia sampai sekarang.
Sumber:
https://www.facebook.com/hendy.herijanto
WHAT A CULTURE CAN TELL YOU
WHAT A CULTURE CAN TELL YOU
Di Korea, ketika sebuah fery tenggelam menewaskan lebih dari 200 orang, Presidennya dengan tersendu, dan menundukkan kepala, meminta maaf kepada rakyatnya, karena beliau belum dapat menjamin keselamatan rakyatnya di laut.
Di Indonesia, ketika Tampomas tenggelam di perairan Masalembo dan menewaskan lebih dari 200 orang; dan kemudian, banyak kapal-kapal lebih kecil tenggelam di bagian timur Indonesia sampai sekarang, menghanyutkan banyak manusia Indonesia, karena kelebihan muatan, Presiden tampaknya tidak sempat mendengar berita ini.
OH, INDONESIA KU NAN MALANG.......
Sumber:
https://www.facebook.com/hendy.herijanto
Di Korea, ketika sebuah fery tenggelam menewaskan lebih dari 200 orang, Presidennya dengan tersendu, dan menundukkan kepala, meminta maaf kepada rakyatnya, karena beliau belum dapat menjamin keselamatan rakyatnya di laut.
Di Indonesia, ketika Tampomas tenggelam di perairan Masalembo dan menewaskan lebih dari 200 orang; dan kemudian, banyak kapal-kapal lebih kecil tenggelam di bagian timur Indonesia sampai sekarang, menghanyutkan banyak manusia Indonesia, karena kelebihan muatan, Presiden tampaknya tidak sempat mendengar berita ini.
OH, INDONESIA KU NAN MALANG.......
Sumber:
https://www.facebook.com/hendy.herijanto
Langganan:
Postingan (Atom)